NATO Mulai Operasi Eastern Sentry Setelah Drone Rusia Masuk Polandia

[original_title]

Flamingballofwreckage.net – NATO baru saja meluncurkan operasi bernama “Eastern Sentry,” bertujuan memperkuat pertahanan sisi timur Eropa setelah insiden pelanggaran wilayah udara Polandia oleh drone Rusia pada Rabu, 11 September. Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, menyampaikan bahwa langkah ini dilakukan sebagai respons terhadap meningkatnya ancaman dari Rusia.

Operasi ini akan melibatkan berbagai aset militer dari negara-negara anggota, termasuk Denmark, Prancis, Jerman, dan Inggris. Selain dua jet tempur F-16 dan fregat anti-udara dari Denmark, terdapat juga tiga jet Rafale dari Prancis serta empat Eurofighter dari Jerman yang akan dikerahkan. Rutte menambahkan bahwa “Eastern Sentry” akan memperkuat dan memberikan fleksibilitas dalam pertahanan, mencerminkan kesigapan NATO dalam melindungi wilayah anggotanya.

Jenderal Alexus Grynkewich, Panglima Tertinggi Sekutu di Eropa, menyatakan bahwa operasi ini bersifat fleksibel, dengan fokus utama pada integrasi pertahanan udara dan darat serta berbagi informasi intelijen di antara anggota. Ia menekankan bahwa ancaman terhadap satu negara merupakan ancaman bagi semua.

Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, menyebut insiden pelanggaran oleh Rusia bukan kesalahan teknis, menegaskan bahwa drone tersebut merupakan serangan yang terencana. Menurut informasi, Rusia telah meluncurkan hingga 21 drone, sebagian besar berasal dari Belarus, memicu kecaman internasional.

Menjelang rapat Dewan Keamanan PBB, Amerika Serikat dan negara-negara lain menandatangani pernyataan yang menunjukkan keprihatinan atas aksi Rusia ini. Duta Besar AS untuk PBB menilai pelanggaran tersebut mencerminkan ketidakseriusan Rusia dalam menghormati upaya internasional untuk menghentikan konflik. Di sisi lain, Rusia membantah tuduhan tersebut, mengklaim bahwa drone yang digunakan tidak mungkin mencapai wilayah Polandia. Rutte menyampaikan bahwa NATO berkomitmen untuk mempertahankan wilayah anggotanya dan akan terus memantau situasi tersebut.

Baca Juga  Kemenpar: SISSCa 2025 Jadi Ruang Inovasi Penguatan Pariwisata

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *