Flamingballofwreckage.net – Indonesia didorong untuk berperan lebih aktif dalam bioekonomi, sebuah agenda global yang kini mendapat perhatian besar, termasuk di forum internasional seperti G20. Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Pangan, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Leonardo A. A. Teguh Sambodo, dalam Workshop Bioekonomi Indonesia 2025 di Jakarta pada Selasa.
Menurut Teguh, setiap negara memiliki pendekatan berbeda dalam mengembangkan bioekonomi, namun umumnya menekankan keseimbangan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Indonesia, kata dia, perlu terlibat lebih dalam untuk mengikuti perkembangan global dalam bidang ini. Bappenas, sebagai lembaga pemerintah yang berwenang, pun berkomitmen untuk mengintegrasikan bioekonomi dalam perencanaan pembangunan yang lebih luas.
Workshop tersebut juga menhighlight pentingnya peran agregator sebagai penghubung antara teknologi, riset, dan pelaku usaha. Agregator berfungsi untuk memastikan transfer teknologi yang efektif, dari pengembangan bibit unggul hingga peningkatan proses produksi, yang diharapkan dapat menciptakan nilai tambah bagi pelaku usaha.
Lebih lanjut, pengembangan bioekonomi akan menjadi bagian integral dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, yang fokus pada kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan. Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air Kementerian PPN/Bappenas, Dadang Jainal Mutaqin, menegaskan bahwa bioekonomi bukan hanya tentang transformasi ekonomi, tetapi juga sosial.
Sebagai langkah strategis, pemerintah berencana menyusun Strategi Nasional Bioekonomi Indonesia pada tahun 2026, yang akan menjadi pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan dalam mengembangkan bioekonomi secara berkelanjutan dan terintegrasi.