Site icon flamingballofwreckage

Indonesia Dihujat Netizen, Evakuasi Rinjani Tuai Kontroversi

Indonesia Dihujat Netizen, Evakuasi Rinjani Tuai Kontroversi | Nasional

29 Juni 2025 – Peristiwa evakuasi jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins, berbuntut panjang setelah evakuasi Rinjani dihujat netizen dari berbagai negara. Kritik tajam datang karena netizen internasional menilai tim SAR Indonesia lambat dan tidak profesional dalam melakukan operasi evakuasi di Gunung Rinjani pada 28 Juni lalu. Menanggapi kecaman tersebut, relawan lokal yang turut membantu proses evakuasi, Agam Rinjani, membantah keras tuduhan tersebut. Agam justru menyayangkan banyak komentar negatif dari warganet luar negeri yang menurutnya tidak memahami kondisi lapangan sesungguhnya.

Proses Evakuasi yang Disorot Netizen Internasional

Operasi evakuasi jenazah Juliana Marins di Gunung Rinjani memang sempat menjadi perhatian luas di media sosial. Netizen internasional ramai-ramai mengomentari lambannya evakuasi jenazah pendaki wanita asal Brasil tersebut. Mereka menilai proses evakuasi yang memakan waktu hingga berjam-jam menunjukkan kurangnya profesionalisme tim SAR Indonesia.

Namun, kritik tersebut langsung dibantah oleh relawan lokal yang terlibat di lokasi. Menurut Agam Rinjani, tim evakuasi telah bekerja maksimal dengan segala keterbatasan yang ada. Ia menjelaskan bahwa medan di Gunung Rinjani sangat berat dan cuaca buruk yang datang tiba-tiba menjadi tantangan besar yang dihadapi tim evakuasi di lapangan.

Relawan Agam Rinjani Berikan Klarifikasi Resmi

Polemik mengenai evakuasi Rinjani dihujat netizen mendapat respons serius dari Relawan Agam Rinjani. Dalam pernyataan resminya, Agam, yang menjadi koordinator relawan dalam operasi evakuasi tersebut, secara terbuka mengecam kritik yang menurutnya tidak berdasar. Ia juga menyatakan bahwa tuduhan netizen internasional justru melukai semangat relawan yang telah berjuang keras dengan mempertaruhkan keselamatan demi tugas kemanusiaan.

Menurut Agam, selama proses evakuasi, tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, relawan lokal, dan porter gunung bekerja tanpa henti. Cuaca buruk berupa kabut tebal, angin kencang, dan medan terjal menghambat upaya mempercepat proses evakuasi. Namun, Agam menegaskan bahwa keselamatan tim juga merupakan prioritas utama dalam setiap operasi penyelamatan, sehingga mereka harus bekerja secara hati-hati dan bertanggung jawab.

Tuduhan Lamban Picu Nasionalisme Tim Evakuasi

Kritik keras yang dialamatkan kepada Indonesia atas evakuasi Rinjani ternyata justru membangkitkan rasa nasionalisme dan solidaritas para relawan lokal. Agam menyampaikan bahwa banyak relawan semakin termotivasi untuk memberikan yang terbaik setelah membaca hujatan dari warganet luar negeri. Ia meyakini bahwa semangat nasionalisme inilah yang menjadi kekuatan terbesar timnya dalam menyelesaikan proses evakuasi meskipun dalam kondisi yang sangat sulit.

Relawan juga menyatakan kecewa karena netizen yang mengkritik tidak memahami betul situasi di Gunung Rinjani. Menurut mereka, berbagai komentar miring di media sosial banyak yang berdasarkan asumsi dan kurangnya pemahaman atas medan dan situasi evakuasi yang kompleks. Akibatnya, kritik tersebut dirasa sangat tidak adil bagi tim evakuasi yang telah berupaya maksimal demi proses kemanusiaan ini.

Donasi dari Netizen Brasil Bukan Permintaan Relawan

Salah satu hal yang memicu kesalahpahaman tambahan dari evakuasi Rinjani adalah munculnya penggalangan dana oleh warganet asal Brasil. Relawan Agam Rinjani dengan tegas meluruskan bahwa pengumpulan donasi yang ramai dibicarakan di media sosial bukanlah inisiatif tim evakuasi, melainkan murni spontanitas netizen asal Brasil yang turut berduka atas meninggalnya Juliana Marins.

Agam menegaskan bahwa relawan dan tim SAR sama sekali tidak pernah meminta bantuan finansial untuk pelaksanaan evakuasi ini. Ia juga berharap agar donasi tersebut tidak disalahartikan sebagai bukti ketidakmampuan Indonesia dalam menangani situasi seperti ini. Menurut Agam, para relawan dan tim SAR telah terbiasa dengan berbagai tantangan dalam operasi penyelamatan tanpa meminta imbalan apapun, karena murni dilakukan atas dasar kemanusiaan.

Klarifikasi Evakuasi Rinjani, Pelajaran Berharga untuk Semua Pihak

Kontroversi mengenai evakuasi Rinjani dihujat netizen menjadi pembelajaran berharga bagi Indonesia maupun komunitas pendaki internasional. Peristiwa ini mengingatkan bahwa operasi SAR di gunung memiliki tantangan tersendiri, mulai dari cuaca ekstrem, medan yang sulit, hingga keselamatan tim evakuasi sendiri. Relawan Agam Rinjani berharap masyarakat internasional bisa lebih memahami dan tidak terburu-buru menilai tanpa informasi yang lengkap.

Selain itu, peristiwa ini juga menjadi momentum bagi pihak berwenang dan komunitas pendaki untuk lebih intensif dalam edukasi keselamatan, komunikasi publik, dan koordinasi dalam situasi darurat. Dengan begitu, kasus semacam ini bisa dihindari atau minimal diminimalkan di masa mendatang. Di balik kritik tajam dari netizen internasional, relawan dan tim SAR Indonesia justru memperlihatkan semangat pantang menyerah demi tugas kemanusiaan yang mulia.

Exit mobile version