08 Agustus 2025 – Kesadaran lingkungan menjadi fokus utama dalam peran dai muda, sebagai disampaikan oleh Staf Khusus Menteri Agama, Farid Saenong. Dalam kegiatan Pembibitan Calon Dai Muda yang berlangsung pada Rabu, 7 Agustus 2025, di Jakarta, Farid menekankan pentingnya pendekatan keagamaan atau ekoteologi dalam mengadvokasi isu lingkungan di masyarakat.
Ia mengingatkan bahwa dampak perubahan iklim dapat mengancam keberlangsungan umat manusia jika tidak ditangani segera. “Kalau kita tidak berhasil mengelola perubahan iklim dengan baik, para ahli terdapat di lapangan menyebutkan satu generasi manusia bisa hilang,” ungkap Farid. Ia berpendapat bahwa isu lingkungan seharusnya bukan hanya menjadi tanggung jawab ilmuwan dan aktivis, tetapi juga menjadi perhatian bagi setiap umat beragama.
Farid menginstruksikan agar para dai muda mengembangkan pemahaman yang mendalam mengenai kesadaran iklim serta mampu menyampaikannya dalam bentuk narasi yang relevan dan mudah dipahami. Menurutnya, bahasa agama dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pelestarian lingkungan. Ia menyarankan agar menjaga lingkungan (hifzul bi’ah) dijadikan salah satu tujuan syariat Islam.
Ia menyinggung ajaran dalam Al-Qur’an dan hadis yang mendorong pemeliharaan alam, termasuk hadis Nabi Muhammad SAW yang merekomendasikan penanaman pohon meskipun kiamat sudah dekat. Menurut Farid, setiap tindakan manusia terhadap lingkungan memiliki dampak yang akan diwariskan kepada generasi mendatang.
Farid mengajak para dai muda tidak hanya untuk mengenal pentingnya isu lingkungan, tetapi juga mampu menyebarkan pesan-pesan dakwah yang relevan, seperti ajakan untuk menanam pohon dan pemanfaatan energi terbarukan. Ia berharap mereka dapat memaksimalkan pengaruh mereka dalam menyebarluaskan nilai-nilai ekoteologi di masyarakat.