Flamingballofwreckage.net – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan pentingnya kolaborasi antara Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta seperti Shell, BP, dan Vivo dengan Pertamina dalam upaya memenuhi kebutuhan stok bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan saat Bahlil berada di Jakarta pada Rabu (15/9).
Dalam konteks ini, pemerintah telah memberikan kuota tambahan impor BBM sebesar 10 persen kepada SPBU swasta. Bahlil menjelaskan bahwa untuk memperoleh kuota lebih, SPBU swasta perlu melakukan kerja sama dengan Pertamina. “Ini berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Jika mereka ingin lebih, kolaborasi dengan Pertamina adalah langkah yang tepat,” ungkapnya.
Pemerintah merasakan urgensi untuk menguatkan kerja sama ini karena distribusi BBM merupakan faktor penting yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat. Bahlil menegaskan bahwa penguasaan cabang-cabang produksi yang terkait dengan kebutuhan vital harus tetap berada di bawah pengawasan negara, bukan hanya bersandar pada mekanisme pasar.
Bahlil juga menekankan bahwa SPBU swasta yang kekurangan pasokan diharapkan segera membangun kemitraan dengan Pertamina guna mencegah kelangkaan yang dapat berdampak pada masyarakat. Ia menyatakan, “Ketersediaan BBM adalah kebutuhan vital rakyat, dan hal ini perlu dikendalikan oleh negara.”
Sebagai langkah selanjutnya, Bahlil menyebutkan bahwa ia telah memimpin rapat dengan Pertamina dan membentuk tim khusus untuk mengawasi distribusi BBM. Pemerintah berkomitmen untuk terus memantau situasi di lapangan dan memastikan pasokan yang cukup demi kepentingan masyarakat. Koordinasi dengan Pertamina diharapkan dapat mengatasi masalah kelangkaan BBM yang terjadi di sejumlah SPBU swasta.