Kodak Hadapi Kebangkrutan, Utang Melonjak dan Penjualan Menurun

25 Agustus 2025 – Eastman Kodak Company mengeluarkan peringatan kepada para investor mengenai ketidakpastian masa depan perusahaan yang telah berusia 133 tahun. Dalam laporan keuangan kuartal kedua 2025, Kodak menyebutkan adanya “keraguan substansial” untuk mempertahankan operasional bisnis akibat beban utang yang terus menghantui.

CEO Kodak, James Continenza, menegaskan bahwa meskipun tarif perdagangan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, mereka tetap berkomitmen sebagai produsen asal Amerika Serikat. Kodak berharap kebijakan tarif ini dapat memberi perlindungan bagi industri dalam negeri.

Pada bulan November lalu, Kodak mengambil langkah berani dengan menghentikan program pensiun sebagai upaya untuk meningkatkan likuiditas. Dana yang dihasilkan dari kebijakan ini direncanakan untuk mengurangi beban utang yang membebani perusahaan. Seorang juru bicara Kodak menyatakan keyakinan bahwa mereka akan mampu melunasi sebagian besar pinjaman sebelum jatuh tempo, serta mempertimbangkan opsi untuk melakukan amandemen, perpanjangan, atau refinancing terhadap utang dan kewajiban saham preferennya.

Didirikan pada 1879 oleh George Eastman, Kodak awalnya meraih kesuksesan besar di industri fotografi, menguasai hampir 90% penjualan film dan 85% penjualan kamera di Amerika Serikat pada tahun 1970-an. Namun, inovasi kamera digital yang diciptakan mereka pada 1975 tidak dimanfaatkan dengan baik, yang menyebabkan penurunan yang drastis dan akhirnya kebangkrutan pada tahun 2012.

Pada 2020, Kodak mendapatkan kesempatan baru ketika pemerintah menunjuk mereka untuk memproduksi bahan baku farmasi. Saat ini, perusahaan itu berfokus kembali pada lini bisnis farmasi, dengan fasilitasnya yang kini telah terdaftar di FDA dan mendapat sertifikasi untuk memproduksi produk yang diatur.