Jakarta – Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 8 Agustus 2025 menunjukkan, generasi muda mendominasi pasar modal Indonesia dengan porsi 54,25 persen dari total 17,6 juta investor. Deputi Komisioner Pengawas Emiten, Transaksi Efek, dan Pemeriksaan Khusus OJK, I. B. Aditya Jayaantara, menyampaikan hal tersebut dalam konferensi pers yang berlangsung di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pertumbuhan jumlah investor tersebut tercatat mengalami kenaikan sebesar 18,15 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2024, yang memiliki 14,87 juta investor. Aditya menilai perkembangan ini mencerminkan optimisme yang tinggi terhadap kondisi pasar modal Indonesia, terlebih dengan dominasi investor muda.
Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Samsul Hidayat, menambahkan bahwa keberadaan generasi muda sebagai bagian besar dari pasar modal menggambarkan potensi pertumbuhan yang positif. Dalam lima tahun terakhir, jumlah investor meningkat sedemikian rupa, dengan data menunjukkan pertumbuhan 134,6 persen dibandingkan 2021.
Lebih lanjut, total Single Investor Identification (SID) mencakup 22,4 juta per 8 Agustus 2025, jika termasuk non-capital market, dengan pertumbuhan 14 persen secara tahunan. Distribusi investor memperlihatkan dominasi Pulau Jawa sebesar 70,5 persen, disusul oleh Sumatra dan Kalimantan.
Komposisi aset di KSEI masih didominasi oleh institusi mencapai 79,04 persen, sementara investor individual menyumbang 20,96 persen. Nilai kapitalisasi pasar modal per 29 Juli 2025 mencapai Rp13.701 triliun, mencerminkan peningkatan kinerja sektor ini.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 6,41 persen ke posisi 7.533,385, menegaskan peran pasar modal Indonesia sebagai salah satu pilar utama pembangunan ekonomi nasional.