Diskriminasi PTS Menyebabkan Banyak Kampus Swasta Tutup

[original_title]

Flamingballofwreckage.net – Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J. Rachbini, menyoroti adanya diskriminasi terhadap perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia. Dalam siaran pers yang dikeluarkan pada 18 Desember 2025, Didik mengungkapkan kekhawatirannya bahwa negara belum memberikan perlakuan adil bagi PTS, sementara perguruan tinggi negeri (PTN) yang didanai oleh anggaran negara juga masih gagal bersaing dengan universitas top di negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

Menurut Didik, meskipun PTN telah menerima dana publik selama lebih dari setengah abad, prestasi mereka tetap di bawah standar internasional, khususnya dalam konteks masuknya universitas Indonesia ke dalam peringkat kampus elit Asia. Ia menilai bahwa negara tidak berperan sebagai wasit yang objektif dalam mempertimbangkan kebijakan pendidikan, yang berakibat pada ketimpangan di antara PTS dan PTN.

Pernyataan ini disampaikan sebagai tanggapan terhadap kritik yang dilontarkan oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Teknologi, Prof. Stella Christie, mengenai kuota penerimaan mahasiswa baru di PTN. Stella menyatakan bahwa pembukaan kuota yang terlalu banyak seharusnya tidak perlu dipermasalahkan, dan lebih menekankan pada pentingnya menciptakan peluang yang lebih baik bagi masyarakat untuk mengakses pendidikan tinggi.

Isu ini menjadi sorotan di kalangan akademisi dan masyarakat, mengingat pentingnya pendidikan tinggi dalam pengembangan sumber daya manusia di Indonesia. Langkah selanjutnya dalam diskusi ini diharapkan dapat menghasilkan solusi nyata untuk meningkatkan kualitas pendidikan di semua jenjang.

Baca Juga  Enam Tips Kesehatan Paru-Paru yang Direkomendasikan Dokter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *