Pemerintah Tinjau Subsidi Angkutan untuk Stabilkan Harga Beras

[original_title]

Flamingballofwreckage.net – Pemerintah Indonesia tengah mempertimbangkan pemberian subsidi angkutan sebagai langkah untuk menurunkan harga beras, terutama di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), yang mencakup Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Kebijakan ini diungkapkan oleh Wakil Menteri Pertanian Sudaryono dalam konferensi pers setelah rapat koordinasi di Jakarta, Senin.

Dalam upaya mengatasi lonjakan harga pangan, pemerintah mengupayakan penanganan yang lebih terfokus di daerah-daerah yang paling terdampak. Sudaryono menjelaskan bahwa solusi yang mungkin akan diambil mencakup subsidi logistik untuk menekan biaya transportasi pangan ke daerah-daerah tersebut. “Penyelesaian masalah harus sesuai dengan kondisi lokal, termasuk apakah subsidi angkutan dibutuhkan,” ujarnya.

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo juga melaporkan kemajuan pemantauan harga pangan oleh Satgas Pangan Polri. Dari 59 kabupaten yang sebelumnya melaporkan harga beras di atas harga eceran tertinggi (HET), kini tinggal 20 kabupaten. Meskipun di zona 1 dan zona 2 harga beras sudah terjangkau, Listyo menekankan bahwa zona 3 masih menghadapi tantangan logistik yang mengakibatkan tingginya harga beras.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa fokus utama pemerintah saat ini adalah pelaksanaan operasi pasar beras hingga Januari atau Februari 2026, untuk menstabilkan harga yang saat ini masih sedikit di atas rata-rata HET nasional, yakni Rp12.534 per kg. Menurut data, harga beras di zona 3 mencapai Rp13.330 per kg, melebihi HET yang ditetapkan. Upaya penanganan beras ini diharapkan dapat memberikan akses yang lebih adil bagi masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.

Baca Juga  Tragedi Gunung Rinjani, Turis Brasil Ditemukan Tewas Jatuh Tebing

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *