Flamingballofwreckage.net – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan perdagangan Jumat sore mengalami penurunan signifikan. IHSG melemah 121,60 poin atau 1,53 persen, sehingga berada di level 7.830,49. Kekhawatiran ini muncul di tengah ketidakpastian pasar yang terpengaruh oleh data inflasi di Amerika Serikat.
Menurut riset dari Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas, pelaku pasar saat ini menunggu rilis data Personal Consumption Expenditures (PCE) untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang arah kebijakan moneter The Fed. Data yang dirilis pada Jumat, 29 Agustus 2025, diperkirakan akan memberikan panduan mengenai langkah The Fed dalam pemangkasan suku bunga di masa mendatang.
Kekhawatiran juga dipicu oleh pemecatan Gubernur Fed Lisa Cook oleh Presiden AS yang mengisyaratkan perubahan kebijakan, serta situasi pasca-demonstrasi di dalam negeri yang berpotensi memengaruhi stabilitas politik dan keamanan. IHSG dibuka lemah dan tetap terjebak di zona negatif sepanjang perdagangan.
Dari sektor, hanya sektor industri yang menunjukkan peningkatan sebesar 0,57 persen, sementara sepuluh sektor lainnya mengalami penurunan, di antaranya sektor barang konsumen non-primer yang turun hingga 2,99 persen. Nama-nama saham seperti PIPA, BMAS, PGUN, KONI, dan VOKS mencatatkan penguatan, sedangkan TIRA, ADCP, BSBK, WOWS, dan MSIN mencatatkan penurunan terbesar.
Frekuensi perdagangan terlihat aktif dengan 2.509.118 transaksi, melibatkan 51,64 miliar lembar saham senilai Rp22,75 triliun. Sementara itu, kondisi bursa regional Asia menunjukkan pergerakan yang bervariasi, dengan indeks Nikkei melemah dan indeks Hang Seng serta Shanghai mengalami penguatan.