Cegatan F16 di Bawean Angkat Nama Marsma Fajar Adriyanto

marsma

04 Agustus 2025 – Mendiang Marsma TNI Fajar Adrianto dikenang sebagai sosok yang berkontribusi besar terhadap sejarah TNI Angkatan Udara Indonesia. Fajar, yang dikenal dengan call sign ‘Red Wolf’, adalah lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1992 dan seorang penerbang tempur F-16. Selama kariernya, ia mengemban berbagai posisi strategis, termasuk Komandan Skadron Udara 3 dan Kapoksahli Kodiklatau.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsma I Nyoman Suadnyana, memberikan penghormatan kepada Fajar, menyebutkan dedikasinya yang tinggi dalam menjalankan tugas. Satu peristiwa penting yang cukup dikenal adalah keterlibatannya dalam insiden udara dengan pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat di langit Bawean pada tahun 2003. Kejadian ini menjadi bagian dari perjalanan heroik Fajar serta mencerminkan ketegangan yang terjadi antara Indonesia dan Amerika.

Panggilan resmi kepada Duta Besar Amerika untuk Indonesia saat itu, Ralph L. Boyce, menjadi langkah yang diambil pemerintah Indonesia untuk menjelaskan situasi. Amerika, melalui Jubir Kedubes Stanley Harsha, menyatakan tidak melakukan pelanggaran dan mengklaim telah memberikan informasi terlebih dahulu, meskipun TNI merasa informasi tersebut belum diterima. Akhirnya, pihak Amerika berkomitmen untuk tidak melakukan langkah serupa tanpa izin resmi dari Indonesia.

Kehilangan Fajar Adrianto meninggalkan jejak mendalam dalam hati rekan-rekan seprofesi dan masyarakat Indonesia. Sebagai seorang pemimpin yang inspiratif, Fajar dikenang tidak hanya atas prestasinya, tetapi juga atas semangat patriotisme yang ditunjukkannya selama berbakti untuk negara.

Baca Juga  Warga Buton Selatan Tewas Ditelan Ular Piton 8 Meter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *