Flamingballofwreckage.net – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menegaskan bahwa Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu yang menerapkan prinsip Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) tetap diperlukan untuk mengatasi masalah persampahan di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan Dody dalam konferensi pers yang berlangsung di Bekasi, Jawa Barat, pada Senin, bertepatan dengan acara puncak Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia.
Menurut Dody, proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) yang melibatkan badan usaha, memerlukan jumlah minimum sampah sekitar 1.000 ton per hari untuk dapat berjalan secara komersial. Kota-kota besar di wilayah Jabodetabek, Bandung, dan Bali tergolong mampu menghasilkan volume sampah sebanyak itu dan karenanya, mereka perlu menerapkan proyek Waste To Energy.
Namun, Dody juga menandaskan bahwa tidak semua daerah menghadapi kondisi serupa. Oleh karena itu, Kementerian PU berkomitmen untuk mengembangkan TPS3R di kota-kota dengan produksi sampah di bawah angka tersebut. Dia menekankan pentingnya pemilahan sampah sejak awal, termasuk untuk material yang akan diproses oleh TPS3R.
Saat ini, Indonesia menghadapi penumpukan sampah lebih dari 68 juta ton per tahun. Beberapa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) masih beroperasi dengan metode open dumping, yang berisiko mencemari lingkungan dan memicu emisi gas rumah kaca seperti metana. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, pemerintah menargetkan pengolahan efektif sebanyak 38 persen dari total sampah yang ada.
Dody menekankan bahwa praktik open dumping harus segera diakhiri sesuai rekomendasi Kementerian Lingkungan Hidup. TPS3R diharapkan diterapkan secara konsisten di seluruh wilayah untuk menangani masalah persampahan secara komprehensif.

![Menteri PU: TPS3R Penting Atasi Masalah Persampahan | flamingballofwreckage [original_title]](https://flamingballofwreckage.net/wp-content/uploads/2025/10/129.jpg)