Flamingballofwreckage.net – Konsep ekoteologi menjadi sorotan penting dalam workshop yang digelar di Padepokan ASWAJA, Ciputat, Tangerang Selatan, pada Kamis (13/11). Ketua MUI Bidang Infokom, KH Masduki Baidlowi, menjelaskan bahwa ekoteologi menekankan pada hak setara antara manusia dan lingkungan. Ia menggarisbawahi sejumlah masalah lingkungan yang dihadapi Indonesia, seperti pemanasan global, deforestasi, dan overfishing, yang diakibatkan oleh keserakahan manusia.
Masduki menekankan pentingnya pemahaman spiritual untuk mencegah keserakahan, sambil berupaya menanamkan nilai ekoteologi kepada para guru madrasah. “Menanam pohon harus dipandang sebagai hubungan yang setara antara tanaman dan manusia, bukan sekadar objek yang dimanfaatkan,” ujar Masduki. Ia menambahkan bahwa dengan pendekatan ini, diharapkan tumbuh rasa tanggung jawab dan harmoni antara manusia dan alam.
Ia juga menekankan peran guru dalam membangun kesadaran lingkungan di kalangan murid. Menurutnya, pendidikan sejak dini mengenai cinta terhadap hewan dan lingkungan sangat penting. “Jika generasi muda diberi pemahaman yang tepat tentang ekoteologi, maka kualitas lingkungan di masa depan akan lebih baik,” tambahnya.
Dr. Thobib Al-Asyhar, Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kementerian Agama, menambahkan bahwa ekoteologi adalah bagian dari program yang diprakarsai oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pelestarian lingkungan, termasuk praktik membuang sampah pada tempatnya. “Perubahan mindset masyarakat sangat penting untuk kemajuan lingkungan,” tegasnya. Melalui kolaborasi dan kepedulian, diharapkan lingkungan dapat diperlakukan dengan lebih baik.
![Ekoteologi: Manusia dan Alam Memiliki Hak yang Setara | flamingballofwreckage [original_title]](https://flamingballofwreckage.net/wp-content/uploads/2025/11/1763058383_829d79f2da8f8b28bfd7.jpg)