Banjir Sumatera Diwaspadai, Dampak Buruk bagi Ekonomi RI

Flamingballofwreckage.net – Banjir bandang dan longsor yang melanda beberapa wilayah di Sumatera berpotensi memberi dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Lead Economist Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, David Knight, dalam acara peluncuran laporan Indonesia Economic Prospects (IEP) di Jakarta.

Bencana yang terjadi sejak akhir November 2025 ini mencakup daerah seperti Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Knight menjelaskan bahwa risiko penurunan karena bencana alam seperti ini dapat mengganggu kegiatan ekonomi. Ke depan, penerimaan negara diprediksi juga akan tertekan, sangat bergantung pada keberhasilan reformasi pemerintah yang telah dicanangkan.

Para ekonom mencatat bahwa meskipun terdapat risiko penurunan, ada pula potensi peningkatan yang dipicu oleh perbaikan dalam pertumbuhan mitra dagang utama seperti China dan harga komoditas ekspor Indonesia. Reformasi perdagangan dan investasi yang efektif diharapkan akan memperkuat prospek pertumbuhan ekonomi negara.

Namun, tantangan struktural tetap ada, seperti tekanan terhadap konsumsi masyarakat akibat penurunan upah riil. Data Bank Dunia menunjukkan bahwa sejak 2018, upah riil mengalami penurunan rata-rata 1,1 persen per tahun, dengan dampak terbesar dirasakan oleh pekerja berketerampilan tinggi.

Meskipun penyerapan tenaga kerja meningkat 1,3 persen pada Agustus 2025 dibandingkan tahun sebelumnya, pertumbuhan ini masih didominasi sektor informal dengan upah rendah, menjadi tantangan dalam pasar kerja. Bank Dunia juga mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai 2,39 miliar dolar AS pada Oktober 2025.

Sebagai langkah pencegahan untuk menjaga pertumbuhan, Bank Dunia merekomendasikan penguatan fondasi digital, peningkatan kualitas lapangan kerja, dan reformasi sektor fiskal serta keuangan. Upaya ini diarahkan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di masa depan.